KERANGKA
KERJA ANALISIS PEMASARAN JASA :
Pendekatan
Dramaturgi
Dalam pemasaran, banyak
hal yang dapat digali, baik hal yang baru maupun hal yang lama atau klasik.
Untuk itu, apabila dilihat dari perkembangannya, maka pemasaran itu sendiri
dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan itu
dapat berasal dari lingkungan yang secara tidak langsung juga sangat
mempengaruhi perkembangan pemasaran sendiri. Sejarah dari pemasaran itu sendiri
sebenarnya sudah ada sejak dulu, namun belum begitu mendapatkan perhatian
secara khusus. Baru, setelah tauhun 1960-an mulai muncul istilah pemasaran yang
dikenalkan atau dikembangkan lebih jauh oleh Kotler dan Levy yang membagi atau
melihat pemasaran dari ruang lingkup yang berbeda. Dalam perjalanannya,
pemasaran pun mulai berkembang menjadi slah satu bidakng ilmu yang cukup
disegani atau digandrungi oleh banyak pihak dan juga mulai banyak
perubahan-perubahan yang cukup berarti.
Namun, bagian ini tidak
bermaksud untuk mengulang kembali tentang apa itu pemasaran. Yang utama disini
adalah pembahasan tentang hubungan di antara pemasaran jasa, perbedaan antara
produk jasa dengan produk barang, dan hal-hal lainnya yang menyangkut jasa.
Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa hubungan antara jasa dengan pemasaran
sangatlah erat seperti halnya produk dan barang. Dalam hal ini, ada satu hal
yang tidak dapat dipungkiri bahwa sebenarnya semakin banyak perkembangan yang
terjadi di dalam pemasaran jasa. Banyak tokoh yang mencoba untuk menggali
tentang pemasaran jasa ini. Namun sebelumnya harus diketahui perbedaan antara
jasa dan produk karena kedua hal tersebut memang berbeda. Namun, tidak menutup
kemungkinan adanya persamaan di antara keduanya.
Jasa dan barang mungkin
bisa dikatakan sama karena keduanya sama-sama dibutuhkan oleh konsumen, namun
keduannya memiliki banyak perbedaan jika dilihat dari segi melakukan kegiatan
transaksi, kebutuha, dan fungsinya. Dalam jasa terdapat dua aspek penting,
yaitu aspek sosial dan aspek fisik, di mana keduanya sangat memengaruhi
kepuasan konsumen. Sehingga kedua hal tersebut sangat penting dalam melakukan
kegiatan pemasaran jasa.
a)
Konteks Sosial dan Fisik dari Pertukaran
Jasa
Dalam kegiatan
pemasaran, setiap kali melakukan transaksi, baik jasa maupun barang, baik untuk
memperoleh keuntungan maupun tidak, faktor lingkungan biasanya sangat
memengaruhi bagaimana kegiatan itu akan berlangsung karena dalam hal ini
menyangkut kepuasan konsumen yang melakukan transaksi. Di dalam pemasaran jasa,
konteks sosial dan konteks fisik sangat memengaruhi karena hal tersebut bisa
dikatakan sebagai hal yang mutlak diperlukan dalam setiap pemasaran jasa.
Interaksi sosial yang terjadi dalam kegiatannya secara tidak langsung akan
memengaruhi setiap fasilitas yang ada serta lingkungan di mana setiap konsumen
dan produsen yang saling berinteraksi akan berupaya meningkatkan setiap jasa
yang dilakukan.
b)
Aspek Sosial
Aspek
sosial (social aspect) bisa
berhubungan dengan rasa menghargai serta hal-hal lainnya yang menyangkut
kegiatan pertukaran ataupun transaksi yang terjadi di mana para konsumen bisa
melakukan evaluasi terhadap jasa yang ditawarkan dan termasuk para konsumen
bisa melakukan evaluasi terhadap jasa yang ditawarkan dan termasuk kebutuhan
yang akan diterima. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya
aspek sosial itu merupakan aspek yang berhubungan secara langsung antara
penjual dengan pembeli yang dilihat dari segi penawarannya atau dengan kata
lain bagaimana si penjual dengan pembeli berusaha untuk menarik perhatian
konsumen. Dari sisi konsumen, apa yang dirasakan dan dikatakan si penjual,
secara tidak langung konsumen akan menilai. Disini, jasa dapat dilihat dari dua
jenisnya yaitu jasa kontak tinggi (high-contact
services) dan jasa kontak rendah (low-contact
services) di mana keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar. Jasa kontak
tinggi adalah jasa yang secara langsung berhubungan dengan konsumen, artinya
bahwa konsumen ikut serta di dalam proses jasa, contohnya jasa penerbangan,
perbankan, dan lain-lain. Jasa kontak rendah adalah jasa yang secara tidak
langsung berhubungan dengan konsumen, namun tidak menutup kemungkinan membuat
konsumen ikut serta dalam kegiatannya. Salah satu contoh jasa kontak rendah
adalah jasa bengkel. Sekarang ini, jasa tidak lagi seperti sesuatu yang aneh, namun
telah menjadi salah satu kebutuhan yang mutlak harus ada sehingga produk jasa
sekarang telah benar-benar berubah yang mengutamakan kualitas serta kinerja
seperti layaknya produk barang. Aspek sosial yang lainnya seperti demografis
juga memengaruhi jasa itu sendiri.
c)
Aspek Fisik
Seperti
aspek sosial, aspek lain yang tidak kalah pentingnya adalah aspek fisik (psysical aspect), yang juga turut
membuat jasa menjadi menarik konsumen dalam melakukan kegiatan transaksi.
Aspek-aspek fisik mencakup penglihatan, pendengaran, penciuman, dan respons.
Hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang penting untuk melancarkan strategi
pemasaran yang akan digunakan. Contoh aspek fisik dapat dilihat dari jasa yang
akan ditawarkan, tempat di mana jasa tersebut ditawarkan, atau dengan kata lain
kondisi fisik di mana jasa dipasarkan, yaitu gedung dan lokasi. Apabila lokasi
tempat jasa itu berada tidak menarik atau rusak, kotor maka akan mengurangi
nilai tambah dari jasa yang ditawarkan. Itulah pentingnya sekarang ini
kebanyakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa mencoba untuk
memperlihatkan citranya. Citra yang bagus akan memberi nilai tambah bagi perusahaan dan juga membuat para
konsumen senang dan betah bila kondisi tempat perusahaan itu benar-benar
memberikan suasana yang nyaman. Intinya hal tersebut menjadi prioritas utama
yang harus diperhatikan perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran jasa.
d)
Memahami Pemasaran Jasa Melalui Analog
Dramaturgi
Banyak
pengertian yang dapat diambil dari dramaturgi (dramaturgy). Apabila diperhatikan maka dapat diambil sebuah
pengertian dasar, yaitu drama. Ibarat sebuah drama terdapat banyak hal yang
harus dilakukan agar semuanya dapat berjalan dengan lancar. Dalam dramaturgi,
terdapat banyak pengertian yang saling berhubungan dengan pemasaran jasa, baik
itu secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam pandangan ilmu sosiologi
dikatakan bahwa ini sebenarnya merupakan suatu ajaran tentang kemauan dari
manusia di mana manusia itu sendiri, sebagai pelaku utama yang memegang peranan
penting akan jalannya cerita. Di sini, terjadi interaksi antara orang yang satu
dengan yang lain, artinya saling mengisi kebutuhan masing-masing. Banyak tokoh
terkenal mencoba menggambarkan hal ini, di antaranya adalah Burke dan Goffman.
Dramaturgi sebenarnya bukan menjelaskan tentang tingkah laku, melainkan mencoba
untuk menggambarkan sesuatu. Burke mencoba untuk menjelaskan bahwa sebenarnya
proses penugasan menjadi suatu tindakan berdasarkan lima konsep dasar yang
diambil dari gambaran tentang sebuah drama. Lima konsep tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Act
(sikap) – bagaimana harus bersikap
2) Scene
(latar) – kondisi tertentu di mana kita harus bertindak atau menyesuaikan diri
dengan keadaan.
3) Agent
(pelaku) – orang yang terlibat.
4) Agency
(agensi) – bagaimana pelaku harus bertindak.
5) Purpose
(tujuan) – yang menjadi sebab mengapa kita harus bertindak.
e)
Kinerja
Kinerja
atau penampilan (performance) dalam
sebuah drama sangat diperlukan karena sifatnya menghibur serta memberikan
kepuasan secara tidak langsung ke dalam diri seseorang sehingga dibutuhkan
kinerja yang baik antara satu dengan yang lain, yaitu unsur-unsur yang ada
dalam sebuah drama. Hampir sama dengan jasa yang menyangkut kedua aspek
sebelumnya, yaitu sosial dan fisik. Dalam jasa dibutuhkan penampilan atau
kinerja yang baik agar setiap hal yang dilakukan akan diterima dengan puas. Jadi,
semuanya kembali lagi ke asal, yaitu seorang aktor harus mampu memberikan
penampilan terbaiknya kepada penonton. Sama halnya dalam bidang jasa, seorang
penjual harus benar-benar memberikan jasa kepada konsumen dengan
sebaik-baiknya, intinya adalah memberikan kepuasan.
f)
Kinerja Tim
Selain
kinerja atau penampilan seseorang, dibutuhkan juga kerja sama antarpemain. Hal ini
karena semua itu adalah satu unsur yang sama dan juga saling berhubungan. Untuk
menghasilkan penampilan yang sangat bagus diperlukan kerja tim yang benar-benar
solid. Unsur-unsur yang ada harus saling mendukung satu sama lain, baik dari
segi pemain,sutradara, maupun latar. Begitu pula jika dilihat dari segi
manajemennya, setiap unsur tidak bisa begitu saja berharap dari unsur lain. Sebaliknya,
tidak ada unsur yang dapat berdiri sendiri kecuali dalam kondisi atau keadaan
yang berbeda.
g)
Pertunjukan Langsung atau di Balik layar
Ada
beberapa hal penting yang ada dalam konsep dramaturgi, yaitu konsep daerah (region) yang kemudian dibagi menjadi dua
jenis, yaitu (1) daerah depan (front region),
yaitu di mana sebuah pertunjukan mengambil tempat untuk melakukan pertunjukan
yang langsung disaksikan oleh penonton dan
juga bisa langsung berinteraksi dan (2) daerah belakang (back region), yaitu di mana sebuah
pertunjukan biasanya dilakukan di belakang layar tanpa ada penonton yang
mengetahui hal tersebut. Kedua hal ini mempunyai arti tidak memerlukan
keikutsertaan konsumen secara langsung. Biasanya kedua hal tersebut dilakukan
secara terpisah antara satu dengan yang lainnya dengan tujuan agar tidak
terjadi kesalahan yang fatal nantinya.
h)
Aspek Manajemen Impresi
Kunci
utama yang penting dalam konsep dramaturgi menurut Goffman adalah bahwa seorang
aktor dalam melakukan kegiatannya harus dengan sungguh-sungguh dan penuh
konsentrasi untuk menimbulkan rasa percaya terhadap penonton yang sedang
melihat kegiatan tersebut atau sedang terlibat di dalamnya. Seperti yang telah
dibahas sebelumnya, dalam konsep sebuah drama dibutuhkan kerja sama dalam tim
yang benar-benar solid dalam hal kesetiannya, kepercayaan, dan hal lain yang
dibutuhkan. Untuk itu, ada beberapa bagian yang perlu diketahui, di antaranya
adalah konsep kesetiaan dramaturgi (dramaturgical loyalty), yaitu dimaksudkan
pada bagian kerja kelompok yang didasarkan atas kepercayaan dan kesetiaannya. Dalam
hal ini, aspek rahasia sangat dibutuhkan sehingga bila ada seseorang yang
membocorkan rahasia sangat memengaruhi semuanya dari segi kerja tim. Ibarat sebuah
perusahaan, jika ada kebocoran rahasia maka secara langsung akan memengaruhi
kredibilitas perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan kepercayaan dan rasa
disiplin yang tinggi dalam setiap kegiatan jasa, khususnya dalam kerja tim.
i)
Aplikasi Dramaturgi dari Pertukaran Jasa
Banyak
sekali persamaan yang dapat dilihat dan dikaji dari pemasaran jasa dan konsep
perspektif dramaturgi (dramaturgi
perspectives) dalam tingkah laku. Keduanya, mencoba untuk menarik hal-hal
yang dianggap penting seperti strategi dan tindakan yang diperlukan untuk
menarik perhatian konsumen ataupun penonton (dalam drama). Kedua hal tersebut
memang dapat dikatakan sama karena keduanya bertujuan untuk membuat konsumen
ataupun penonton mendapatkan apa yang diinginkan demi kepuasan. Sudah sejak lama
para pemasar berusaha untuk mengembangkan dasar-dasar pemasaran yang cocok bagi
barang dan jasa. Produk barang telah banyak memiliki metode yang digunakan
dalam kegiatannya, sedangkan jasa hanya sebagian orang yang mengerti sehingga
baru mulai dikembangkan metode yang cocok yang akan digunakan dalam
pemasarannya. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa konsep dramaturgi
sangat relevan dengan pertukaran jasa.
Kesimpulan :
Dramaturgi pada dasarnya memberikan masukan serta
kerangka yang cocok untuk digunakan di dalam pemasaran jasa dan juga bersifat
komunikatif. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen ataupun
orang yang bergerak dalam bidang jasa sebagai upaya untuk membuat atau memberikan
kepuasan kepada konsumen. Konsep dramaturgi tidak terbatas dalam penggunaan
atau pemakaiannya karena hal tersebut akan terus berkembang dan tidak hanya
bersifat objektif semata. Oleh karena itu, kepuasan konsumen adalah hal utama
yang harus mendapat perhatian pemasaran jasa.
Lupiyoadi, Rambat, dan A. Hamdani. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi kedua. Jakarta : PT Salemba empat. 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar